Kondisi Alam
Kabupaten Pasuruan merupakan
sebuah kawasan yang terletak antara 112,300 s/d 113,300
Bujur Timur dan antara 7,300 s/d 8,300 Lintang
Selatan. Wilayah ini secara ekonomi mempunyai letak yang sangat strategis
karena merupakan persimpangan jalan dari Surabaya – Malang, Surabaya – Probolinggo, maupun Probolinggo – Malang, yang selalu melalui jalur wilayah Kabupaten Pasuruan. Dengan letak yang
demikian ini Kabupaten Pasuruan merupakan daerah yang amat strategis sekaligus
merupakan daerah yang berpotensi dan rawan dengan kecelakaan lalulintas darat.
Luas Wilayah Kabupaten Pasuruan seluruhnya
sejumlah + 147.401,50 Ha atau 1.474,02 Km2 yang terdiri dari
: a) daerah pegunungan, b) perbukitan, c)dataran rendah, dan d) pantai.
Dengan luas wilayah yang sedemikian tersebut di atas hal ini jelas memiliki
kelebihan maupun kekurangan, baik dari unsur Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia yang mendiaminya
Pauruan
Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa
bagian barat, Pasuruan Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih
sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama
100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21-34 °C. Suhu di daerah
pegunungan lebih rendah, dan bahkan di daerah Ranu Panai (lereng Gunung
Semeru), suhu bisa mencapai minus 4 °C,yang menyebabkan turunnya salju
lembut.
Makanan & Camilan Khas
Di kota Pasuruan terdapat beragam makanan khas seperti bipang Jangkar, roti Matahari, dan keripik singkong. Makanan di kota Pasuruan banyak digemari orang. Makanan khas kota Pasuruan rasanya sangat identik dengan makanan tradisional seperti Nasi Rawon, sate Komo ( berbahan dasar daging sapi ), dan juga kupang Kraton khas kota Pasuruan.
Tempat wisata dan Hiburan
Kota
Pasuruan memiliki beberapa tempat wisata, yaitu:
Pelabuhan
Pusat
aktivitas nelayan, juga menjadi lokasi perdagangan hasil laut. Nelayan yang
beraktivitas di sini berasal dari sekitar Pasuruan hingga nelayan pulau lain.
Taman Kota
Terletak
dekat Stadion Untung Suropati, dengan fasilitas utama tempat bermain anak-anak.
Seiring dengan pemenuhan kebutuhan teknologi, tambahan fasilitas wifi di Taman
Kota menjadi daya tarik untuk tempat ini. Dan di samping tempat ini terdapat
perpustakaan kota.
Astoria
Waterpark
yang ada di kawasan CBD di samping carrefour pasuruan.
Bioskop Star
Cineplex
Bioskop yang
terletak di kompleks pertokoan BCA lama, terdapat dua studio yang selalu
memutar film-film Indonesia maupun luar negeri.
Kolam Renang
- Kolam Renang Pondok Surya Kencana (Perumahan Pondok Surya Kencana)
- Kolam Renang Inna Joyo Tirto (Jl. Patiunus, BugulKidul )
- Kolam Renang Milenium ( Perumahan Millenium, Wironini )
Taman
- Taman Lansia (Jl. Ki Hajar Dewantoro)
- Taman Sekargadung/Hutan Kota (Jl. Sekarsono)
- TAMAN KOTA PASURUAN
- Alun-Alun Pasuruan
Adat Istiadat
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat
dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya
Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari
srimpi, tari bondan, dan kelana.Terdapat pula kebudayaan semacam barong sai di Jawa Timur. Kesenian itu ada di dua kabupaten yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Wulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki macan kadhuk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui.
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Nganjuk) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.
Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita.
Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.
Sumber : http://id.wikipedia.org
Diakses : Selasa 30 September 2014 jam 16.25 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar